Home » » Andaikan Manusia Tak Berbuat Maksiat

Andaikan Manusia Tak Berbuat Maksiat

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar ...” (Ar-Rum 41-42 ). Rasulullah SAW bersabda, “Hukuman yang telah ditentukan (hudud) dan yang ditegakkan dimuka bumi, lebih menyenangkan bagi penduduk bumi daripada turunnya hujan selama 40 hari“ (HR.Abu Daud). “Apabila hukuman hudud ditegakkan dengan benar, maka manusia dapat tercegah dari perbuatan maksiat dan pelanggaran. Dan apabila kemaksiatan telah ditinggalkan, maka berkah untuk langit dan bumi akan mengalir,“ demikian antara lain tulis Abu Dzar Al-Qilmani dalam bukunya ‘Misteri Rezeki‘. Bukankah Allah SWT telah memastikan dalam firman-Nya, “Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan“ (Al A’raf 96).

Dalam surah Jin ayat 16 Allah menegaskan, “Kalau saja mereka tetap konsisten pada jalan kebenaran tentu Kami akan menganugerahkan kepada mereka karunia yang melimpah,“ ujar Ibn Qayyim al-Jawziyyah,”Ketika seorang hamba terus melakukan ketaatan, ia menjadi terbiasa dan menyukainya sehingga Allah mengirimkan malaikat yang terus mendukungnya dan membangunkannya dari kasur untuk melakukan ketaatan.“ Karena itu diantara ulama salaf berdoa, “Ya Allah, muliakanlah aku dengan taat kepada-Mu dan jangan hinakan diriku dengan maksiat kepada-Mu“.

Seorang hamba terhalang dari rezeki lantaran dosa yang diperbuatnya. Dalam hadis disebutkan, “Roh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan kepadaku bahwa nyawa ini tidak akan mati sampai ia menghabiskan rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam meminta. Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan taat kepada-Nya.Allah telah meletakkan kesenangan dan kegembiraan pada sikap ridha dan yakin, sementara Dia meletakkan kerisauan dan kesedihan pada sikap ragu dan murka“.

Telah disebutkan dalam satu riwayat yang ditulis Imam Ahmad dalam al-Zuhd : “Aku adalah Allah. Jika ridha, Aku memberkahi, dan keberkahan-Ku tidak terhingga. Jika murka, Aku melaknat, dan laknat-Ku mencapai tujuh turunan.” Luasnya rezeki dan amal, kilah Ibn Qayyim al_Jawziyyah dalam buku ‘Kiat Membersihkan Hati dari Kotoran Maksiat,‘ bukan diukur dari banyaknya, dan panjangnya umur bukan diukur dari bilangan tahun. Luasnya rezeki dan panjangnya umur diukur dengan keberkahan. Kelak, ketika Nabi AS turun ke bumi pada akhir zaman , ia akan berkata kepada bumi, “Wahai bumi, keluarkanlah seluruh berkahmu.” Yakni ketika satu buah delima dapat dimakan oleh sekelompok orang banyak dan mereka dapat berteduh dibawah pohonnya, serta perahan susu dapat diminum oleh sejumlah orang banyak. Itu semua terjadi karena tegaknya syariat Rasulullah SAW. Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda “Apabila seorang penjahat telah mati, maka manusia, negara, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan akan tenang.“

Imam Ahmad menceritakan dalam Musnad-nya, “Di lemari perbendaharaan Bani Umayyah terdapat biji gandum sebesar kurma. Biji itu disimpan dalam kantong bertuliskan, ‘Ini tumbuh di zaman keadilan.’ ”Sejumlah orang tua yang tinggal di padang pasir menceritakan bahwa dulu mereka biasa mendapat buah yang lebih besar daripada buah yang ada saat ini, dan berbagai kekurangan yang terjadi saat ini tidak pernah mereka kenal sebelumnya. “Ada sebagian ulama yang usianya mencapai 100 tahun namun masih tetap kelihatan segar dan sehat, baik fisik maupun akalnya (tidak pikun). Maka suatu hari dia melompat dengan satu lompatan yang mengherankan ( karena dilakukan oleh orang tua ), sehingga ada yang mencelanya. Kemudian dia berkata : “Anggota tubuhku ini telah kami jaga dari perbuatan maksiat ketika masih muda, maka sekarang anggota tubuh ini menjaga kami ketika kami sudah tua“ (Buku Yang Mereka Lakukan di Tengah Malam oleh Abdul Malik Al-Qasim).

Ketika Imam Al-Syafei duduk dan membaca di hadapan Imam Malik, Imam Malik kagum dengan kecerdasan dan pemahamannya yang sempurna. Sang guru pun berkata “Kelihatannya, Allah telah menanamkan cahaya dalam hatimu. Karena itu , janganlah kaupadamkan cahaya itu dengan kegelapan maksiat“. Malaikat senantiasa mendekat kepada hamba ketika ia taat kepada Allah. Ketika itulah malaikat menyertai hamba, baik saat hidup,saat mati, maupun saat dibangkitkan, seperti dalam firman-Nya “Sesungguhnya orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah“ kemudian mereka istiqamah, malaikat turun kepada mereka dengan berkata, “Janganlah kalian takut dan janganlah kalian sedih. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah untuk kalian. Kami adalah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat“ (Al Fushilat 30-31). Ketika malaikat menyertainya, berarti ia bersama makhluk paling tulus dan paling berguna baginya. Malaikat meneguhkannya, mengajarinya,menguatkan tekadnya, serta mendukungnya. Allah berfirman, Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “ Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman “ (Al Anfal 12). Wallahualam. **

Sumber: Pontianakpost.com
Judul: Andaikan Manusia Tak Berbuat Maksiat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen By Anonim

Thaks For Visiting My Blogs
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar